Amanah
Perkataan Amanah mengandung bermacam – macam arti. Antara lain : kepercayaan, boleh dipercaya, teguh memegang janji, tidak menyia nyiakan kepercayaan dan lain – lain.
Dalam garis besarnya amanah itu terdiri dari tiga macam :
- Amanah terhadap Allah SWT
- Amanah terhadap sesama manusia
- Amanah terhadap diri sendiri
Amanah Terhadap Allah SWT
Amanah terhadap Allah itu banyak macam ragamnya. Amanah terhadap Allah itu dapat disebut dalam rumusan yang singkat, yaitu mentaati segala suruhan dan menjauhi segala larangannya.
Meskipun amanah terhadap Allah itu banyak macam ragamnya, tetapi jika dibandingkan dengan karunia yang dianugerahkan –Nya kepada manusia adalah sangat ringan dan enteng.
Adapun Amanah terhadap Sesama Manusia
Amanah terhadap sesama manusia meliputi segala bidang kehidupan dan hubungan. Amanah terhadap sesama manusia itu terbagi dua.
- Pertama yang bersifat pribadi
- Kedua yang bersifat umum.
Contoh nya :
Baca juga artikel menarik Zakat Dapat Mensucikan Harta dan Jiwa
Seorang pegawai atau buruh harus memelihara amanah dalam jabatan atau pekerjaanya. Pegawai – pegawai harus melaksanakan urusan yang dipercayakan kepada mereka. Tidak boleh menyeleweng, seperti korupsi. Tegasnya tidak boleh menyalahgunakan jabatan.
Kaum buruh haruslah sungguh – sungguh dan tekun bekerja untuk meningkatkan produksi. Sudah barang tentu mereka berhak mendapat upah yang layak sesuai dan seimbang dengan jasa – jasa yang mereka berikan.
Seorang saudagar haruslah berlaku jujur dalam berniaga dan jual beli. Tidak boleh menipu orang, contohnya menjual barang yang diketahuinya buruk dan busuk. Tidak boleh mencuri ketika menimbang atau mengukur barang – barang yang dijual.Dalam dunia perdagangan memlihara amanah itu merupakan modal yang penting. Lebih penting dari modal yang berbentuk uang, barang – barang dan lain – lain.
Adapun amanah yang bersifat umum adalah dalam hal – hal yang berhubungan dengan kepentingan dan nasib orang banyak. Dalam Al – Qur’an, Allah SWT mengemukakan contoh mengenai jabatan seorang hakim. Seorang hakim memikul amanah supaya berlaku adil daam menimbang suatu perkara. Tidak boleh pilih kasih dan pandangan bulu, balas dendam, atau karena pertimbangan persahabatan, kekeluargaan dan lain – lain.
Pendeknya tidak boleh ibarat pribahasa “ Tiba dimata di pejamkan, tiba di perut di kempeskan “. Maksudnya adalah kalau menenai teman atau orang yang dekat dengan kita, lantas dimenangkan, sedangkan kalau orang dibenci lantas dikalahkan.
Dimana Amanah Terhadap diri sendiri
Amanah terhadap diri sendiri itu, adalah memelihara seluruh anggota badan supaya menajalankan fungsi yang tidak merugikan dan merusak pada diiri sendiri.
Contohnya :
Fungsi mata ialah untuk melihat. Maka hendaklah mata itu dipergunakan untuk melihat yang diridoi oleh Allah SWT. Fungsi Telinga untuk mendengar haruslah telinga itu dipergunakan untuk mendengar ajaran – ajaran yang diperintahkan Allah.
Adapun dari Fungsi mulut adalah untuk makan dan berbicara, maka hendaklah mulut itu jangan dipergunakan untuk memakan yang haram dan untuk berdusta, memaki – maki, mengucapkan kata – kata kotor.Menjaga dan memelihara semuanya itu berarti memelihara amanah terhadap diri sendiri.
Memelihara amanah adalah sifat – sifat orang yang baik dan mumkin sedangkan kebalikannya yaitu khianat adalah ciri – ciri orang yang jahat dan munafik. Maka dari pada itu, menjaga dan memelihara amanah akan mendatangkan akibat yang baik kepada manusia pribadi maupun masyarakat. Sedangkan perbuatan khianat mengakibatkan kerusakan, kehancuran dan lain – lain.
Benar
Yaitu berkata dengan sebenarnya dalam segala percakapan kita dengan orang lain. Sebab bohong itu suatu sifat yang paling tercela sekali. Hendaknya jangan kita terkenal sebagai seorang pendusta, sehingga tidak ada orang yang percaya dengan perkataan kita. Sekalipun yang kita katakan itu benar. Kata pribahasa :
Setali pemebeli kemenyan
Sekupang pembeli ketaya
Sekali lancung orang keujian
Seumur hidup orang tak percaya
Dengan jalan berbohong itu mungkin kita akan bebas dari hukuman dunia, tetapi kita tidak akan bisa lepas dari hukuman Allah SWT. Oleh sebab itu jadilah kita sebagai orang yang dipercaya dan berkata benar, sebab kebenaran itu membawa kepada kebajikan dan kebajikan itu bisa membawa kita ke surga.
Firman Allah SWT dalam surat An-Anfal ayat 27 yang artinya :
“ Hai orang – orang beriman ! janganlah kamu berkhianat kepada Allah dan Rasul dan jangan pula mengkhianati manah yang dipercayakan kepada kamu, sedang kamu mengetahui “.
baca juga artikel tentang 5 Nama Allah SWT yang Tegaskan Kemahaadilannya